Sunday, October 6, 2013

Teknologi Tepat Guna dalam Bidang Transportasi



Teknologi Tepat Guna dalam Bidang Transportasi

Sistem Transportasi Cerdas

Paradigma teknologi tepat guna yang selalu dikaitkan dengan teknologi sederhana, minim modal, padat karya dan dihubungkan dengan teknologi untuk pengembangan daerah-daerah tertinggal sudah selayaknya dikaji ulang, karena secara terminologi kebahasaan teknologi tepat guna sangat luas pengertiannya. Dengan mengartikan teknologi tepat guna secara lebih luas, maka teknologi tepat guna dapat diartikan lebih mengarah ke teknologi yang tepat sasaran, walaupun teknologi yang diterapkan merupakan teknologi canggih dan padat modal. Istilah teknologi tepat guna dapat digunakan dalam bidang apapun termasuk bidang transportasi, dengan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih.


Pengertian Sistem Transportasi Cerdas

Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transport System) adalah aplikasi canggih yang bertujuan untuk menyediakan layanan inovatif berkaitan dengan berbagai mode transportasi dan manajemen lalu lintas sehingga memungkinkan pengguna untuk mendapatkan informasi yang lebih baik, lebih aman, lebih terkoordinasi, dan “pintar” dalam memilih jaringan transportasi.
Berbagai jenis teknologi digunakan untuk menciptakan sistem transportasi cerdas ini, antara lain : komunikasi nirkabel, teknologi komputasi, floating car data/floating cellular data, sensing technology, inductive loop detection, video vehicle detection, Bluetooth detection.

Aplikasi Sistem Transportasi Cerdas

Emergency vehicle notification systems

e-Call di dalam kendaraan adalah panggilan darurat yang dihasilkan secara manual oleh penghuni kendaraan atau secara otomatis melalui aktivasi di dalam sensor kendaraan  setelah terjadi kecelakaan. Ketika diaktifkan, perangkat e-Call di dalam kendaraan akan melakukan panggilan darurat membawa suara dan data secara langsung call center panggilan darurat terdekat (112). Panggilan suara memungkinkan penghuni kendaraan untuk berkomunikasi dengan operator e-Call terlatih. Pada saat yang sama, satu set minimal data akan dikirim ke operator e-Call menerima panggilan suara.

Automatic road enforcement

Automatic road enforcement  merupakan penegakan aturan lalu lintas menggunakan sistem kamera. Sistem ini terdiri dari kamera dan perangkat monitor pemantau kendaraan. Kamera digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas misalnya melewati batas kecepatan maksimum  dan penerobosan lampu merah misalnya, maka pelanggar akan mendapatkan tiket pelanggaran dengan melalukan identifikasi plat nomer pelanggar. Bukti ini kemudian akan dikirim ke alamat pelanggar untuk dimintai denda terhadap pelanggaran lalu lintas yang dilakukannya.

Variable speed limits

Baru-baru ini beberapa beberapa negara mencoba memberikan batasa kecepatan yang di tetapkan berubah karena kemacetan jalan dan faktor lainnya. Biasanya batas kecepatan tersebut hanya berubah secara menurun selama kondisi macet. Namun tidak dibarengi dengan peningkatan kecepatan disaat lengang. Dengan memberikan batas kecepatan yang bervariasi dan bergantung pada kondisi jalan hasil awal percobaan ini menunjukkan penghematan waktu perjalanan, lalu lintas yang lancar, dan penurunan jumlah kecelakaan, sehingga pelaksanaannya dibuat permanen pada tahun 1997 di Inggris.

Dynamic Traffic Light Sequence

Lampu lalu lintas dimasa yang akan datang akan disesuaiakan dengan padatnya kendaraan yang mengantri. Dengan  menerapkan sistem control RFID lama menyala lampy merah dan hijau dapat disesuikan dengan keadaaan. Jika arus lalu lintas padat maka lama menyala lampu merah pun akan berkurang demikian sebaliknya lampu hijau, sehingga penyetelan lama nyala lampu merah tidak permanen, namun bersifat dinamis menyesuaiakan kepadatan kendaraan.




Friday, October 4, 2013

Sejarah dan Definisi Teknologi Tepat Guna



Sejarah dan Definisi Teknologi Tepat Guna

Konsep Teknologi Tepat Guna (TTG) awalnya diusulkan oleh E.F. Schumacher, seorang ekonom berkebangsaan Inggris  dan menjadi inspirasi salah satu bukunya yang sangat terkenal berjudul Small is Beautiful.  Schumacher adalah  Dewan Penasihat Batubara Inggris (British Coal Board Advisor) dan penasihat pemerintah untuk Burma dan selanjutnya untuk India. Schumacher mendirikan Intermediate Technology Development Group (ITDG) pada tahun 1966. Pendekatannya mendapat perhatian pada tahun 1960-an sebagai gerakan sosial selama krisis energi tahun 1970-an dan sebagai gerakan lingkungan. ITDG masih ada hingga sekarang di bawah organisasi riset aksi yang bertujuan untuk “memperlihatkan dan mengadvokasi pembangunan berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang''. 

Menurut Oxford English Dictionary, definisi gabungan untuk istilah 'tepatguna' dan 'teknologi' adalah “penerapan pengatahuan ilmiah untuk tujuan praktis sehingga cocok untuk orang, kondisi, keempatan atau tempat tertentu”. Definisi ini berimplikasi bahwa “tepat guna” dapat bervariasi dan oleh sebab itu istilah teknologi tepat guna tidak dapat tepat didefinisikan. Secara umum, istilah teknologi tepat guna seringkali digunakan dalam konteks teknologi untuk negara berkembang. 

Contoh teknologi tepat guna

Pada awalnya, teknologi tepat guna sering digunakan bergantian dengan intermediet teknologi,   yang berarti teknologi antara, yaitu teknologi tradisional di negara berkembang dan teknologi maju padat modal dari dunia barat. Istilah teknologi tepat guna dalam konteks yang spesifik dan kadang-kadang umum dianggap sebagai suatu teknik untuk pembangunan yang digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan, keadilan sosial, ketenaga kerjaan, dan kebutuhan dasar manusia. Definisi terakhir tentang teknologi tepat guna, bahwa teknologi ini haruslah berskala kecil, padat karya, investasi modal yang rendah per pekerja, hemat energi, ramah lingkungan, dikontrol dan dipelihara oleh masyarakat setempat.

 source: http://yusufandriana.com/